BAB I. PENDAHULUAN
Belajar adalah syarat mutlak untuk membuat orang pandai dalam semua hal, baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun dalam hal bidang keterampilan atau kecakapan Seorang bayi misalnya, dia harus belajar berbagai kecakapan terutama sekali kecakapan motorik seperti belajar menelungkup, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan “gejala belajar” dalam arti mustahillah melakukan kegiatan itu kalau kita tidak belajar terlebih dahulu. Misalnya, kita mengenakan pakaian, menggunakan alat-alat makan, berkomunikasi satu sama lain dalam bahasa nasional, kita bertindak sopan, kita menghormati bendera Sang Merah Putih, kita mengemudikan kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Gejala-gejala belajar semacam itu terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu, karena jumlahnya ribuan, namun mengisi kehidupan sehari-hari.
Apa yang menjadikan semua kegiatan itu suatu gejala belajar? Kemampuan untuk melakukan itu semua diperoleh, mengingat mula-mula kemampuan itu belum ada. Maka, terjadilah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadinya proses belajar.
Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus mengenai Pengertian Belajar, Pendekatan Psikologi Belajar, dan Objek Psikologi Belajar.
BAB II. ORIENTASI PSIKOLOGI BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
Pengertian belajar menurut James Owhittaker adalah “Learning is the process by wich behavior (in the broader sense originated of changer through practice or training)”, artinya Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).[1]
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar itu ?
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
- Moh. Surya (1997) : “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
- Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) : Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
- Witherington (1952) : “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
- Crow & Crow dan (1958) : “Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
- Hilgard (1962) : “Belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
- Di Vesta dan Thompson (1970) : “Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
- Gage & Berliner : “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”
Belajar dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja dengan guru atau tanpa guru, dengan bantuan orang lain, atau tanpa dibantu dengan siapapun. Belajar juga diartikan sebagai usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang atau reaksi.
Berbagai definisi (rumusan) tentang belajar telah dikemukakan oleh para ahli, yang semuanya sepakat bahwa belajar itu bertujuan untuk mengadakan perubahan. Jelasnya belajar dapat didefenisikan yaitu : Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup; perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.[2]
Menurut para pakar psikologi belajar bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.[3]
Setelah mengetahui defenisi belajar seperti yang telah disebutkan di atas, maka berikut ini akan dikemukakan salah satu contoh sebagai bentuk dari proses belajar.
Seorang anak balita (berusia di bawah 5 tahun) memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba mainan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakkannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku “memutar” dan “meletakkan” tersebut merupakan respons atau reaksi atas rangsangan yang timbul/ada pada mainan itu (misalnya, kunci dan roda mobil-mobilan tersebut).
Pada permulaan, respons anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang, lambat laun ia menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna. Sehubungan dengan contoh ini, belajar dapat kita pahami sebagai proses yang dengan prose situ sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada.[4]
Ciri-ciri belajar adalah (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengethauan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan . interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis; (3) perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.[5]
B. Pendekatan-Pendekatan dalam Psikologi Belajar
Proses belajar dapat diketahui dengan dua pendekatan, yaitu :
1. Mempelajari belajar langsung di lapangan yang sebenarnya atau biasa disebut dengan naturalistic observation, yaitu cara pendekatan yang langsung pada peristiwa yang terjadi secara alami.
2. Pendekatan melalui laboratorium yaitu mempelajari masalah belajar di laboratorium. Keadaan laboratorium pada umumnya akan mereduksi keadaan sebenarnya.
C. Objek Psikologi Belajar
Adapun yang menjadi objek atau sasaran psikologi belajar ini adalah tertuju pada dua bagian yang berbeda sebagaimana psikologi lainnya yang mempunyai dua objek yang tidak sama, yaitu objek material dan objek formal.
Objek material psikologi belajar adalah sasaran yang dipandang sebagai keseluruhan kajian psikologi belajar dalam hal ini adalah manusia yang sedang belajar. Sedangkan objek formalnya adalah bagian-bagian yang menjadi karakteristik psikologi belajar yaitu si pelajar, materi pelajaran, dan proses pembelajaran.[6]
BAB III. PENUTUP
Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup; perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Ciri-ciri belajar adalah (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengethauan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan . interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis; (3) perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanent.
Proses belajar dapat diketahui dengan dua pendekatan, yaitu :
a. Mempelajari belajar langsung di lapangan yang sebenarnya atau biasa disebut dengan naturalistic observation.
b. Pendekatan melalui laboratorium yaitu mempelajari masalah belajar di laboratorium.
Adapun objek dari psikologi belajar terdiri dari dua bagian, yaitu objek material dan objek formal.
DAFTAR PUSTAKA
Mardianto. Psikologi Pendidikan. Bandung:Citapustaka Media Perintis, 2009
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003
Varia Winansih dan Tarmizi. Diktat Psikologi Belajar. Medan, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar